Jumat, 26 Juli 2013

Cadio Tarompo "Merangkai Sejarah" 2013

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.
Berbagai wahana digunakan KJRI HCMC untuk mempromosikan Indonesia dan meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan Vietnam. Mengingat Indonesia merupakan negara termaju di Asia Tenggara dalam seni lukis kontemporer maka diselenggarakan suatu pameran karya 21 perupa kontemporer Indonesia bertema Picturing Pictures.

Pameran karya seni Indonesia pertama di Vietnam tersebut diselenggarakan KJRI bekerjasama dengan Art XChange Gallery dan Museum of Fine Arts di HCMC berlangsung pada 18-29 Juni 2013.

Keseriusan pemilik Art XChange Gallery, Benny Oentoro diselenggarakan dengan menyertakan kurator seni Jim Supangkat. Pada konferensi pers yang diadakan Director of HCMC Museum of Fine Arts, Ms. Ma Thanh Cao, Jim dan Benny mendapat berbagai pertanyaan dari jurnalis Vietnam, antara lain mengenai lukisan kontemporer karya perupa Indonesia dan kemungkinan memamerkan karya perupa Vietnam oleh Art XChange Gallery.

Semula memang direncanakan pameran bersama perupa Vietnam, namun dengan berbagai pertimbangan, khususnya karena jumlah dan kualitas lukisan-lukisan perupa Indonesia, maka diputuskan memamerkan hasil karya para tamu itu saja. Pameran bersama akan segera direncanakan.

Dalam kata sambutan pembukaan 18 Juni 2013, Acting Konjen Dalton Sembiring menyatakan bahwa seniman Indonesia menghargai dan bangga akan budaya nasional, namun tetap membuka diri, mengadaptasi keunggulan budaya dan berbagai faktor yang mempengaruhi kebudayaan global, untuk memperkaya dan menghasilkan karya seni Indonesia yang terus berkembang.

Era informasi telah menghubungkan dan memfasilitasi proses interaksi antar berbagai budaya di belahan dunia, kondisi yang menjadi sumber inspirasi tak terbatas bagi para seniman untuk menggunakan talenta, imajinasi dan kreativitas, seperti yang dapat disaksikan dalam setiap lukisan yang dipamerkan.

Pembukaan Picturing Pictures dihadiri Deputi Direktur Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata HCMC, Mr. Le Ton Thanh, Konjen Thailand, Konsul Kehormatan Iceland dan Australia,  seniman serta masyarakat pecinta seni di HCMC.

Melengkapi unjuk budaya Indonesia tersebut, turut ditampilkan tari Ondel-ondel dan Sajojo, yang ditarikan oleh Friends of Indonesia, mahasiswa University of Social Sciencies and Humanities. Untuk lebih menghadirkan nuansa Indonesia tamu undangan disuguhi, kue pisang, risoles dan pastel, hasil kerjasama Dharma Wanita KJRI. 

Pameran dibuka resmi dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh Acting Konjen Dalton Sembiring, Deputi Direktur Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata HCMC, Director of Museum of Fine Arts HCMC, Benny Oentoro dan Chairman Association of Fine Arts, Uyen Huy.

Usai peresmian pembukaan pameran, Deputi Direktur Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata HCMC dan tamu undangan menyaksikan lukisan yang dipamerkan, salah satunya karya Agung Mangu Putra, lukisan dengan judul “Dia Menatapku”. Putra menggarap lukisan tersebut dengan menggunakan pisau pallete, sebagai alat pengganti kuas.

Proses melukis dengan kesulitan tinggi tersebut memfasilitasi keinginannya untuk berekspresi, yang mana untuk menyelesaikan lukisan yang dipamerkan di HCMC, dibutuhkan waktu 2 minggu.

Lukisan lain yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah “Merangkai Sejarah” karya Cadio Tarompo Perupa / Pelukis Balikpapan yang lahir di Bone, Sulsel ini memamerkan lukisan seorang anak lelaki memakai kaos berwarna dan motif bendera Vietnam sedang menyusun potongan ubin yang menampilkan wajah pahlawan Vietnam, Paman Ho (Ho Chi Minh). (Sumber: KJRI Ho Chi Minh City)
dikutip dari; 





Judul     :Merangkai Sejarah
Tahun   :2013
Ukuran : 102 x 148cm
Media   : Campur diatas  kanvas
Salahsatu kepribadian yang harus dimiliki anak-anak kita yaitu mengenal dan mencintai sejarah Kepahlawanan Bangsanya.  Karena suatu bangsa menjadi besar karena para Pahlawannya dan selanjutnya menjadi berkembang karena Generasinya. Maka untuk mewujudkan ini mesti ada benang merahnya dengan cara pembelajaran Sejarah Kepahlawanan selagi dini supaya mereka bisa memahami dan memaknai sejarah sebagai pedoman pada masa yang akan datang. Dan ini juga akan menumbuhkan jiwa Patriotisme pada anak-anak kita yang kelak menjadi penentu masa depan Negaranya,  tentunya yang menjadi harapan kita agar lebih baik dari pada saat sekarang ini.

Senin, 16 April 2012

Cadio Tarompo "PELESTERIAN #1" 2012

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.
PELESTERIAN #2







Salahsatu hal yang penting dalam pelestarian warisan Seni-Budaya lokal yaitu dengan pembinaan dan pengenalan kepada anak-anak kita sedini mungkin supaya kelak mereka memahami, mencintai serta menjaga kelestariannya agar tidak tersingkirkan oleh seni-budaya asing dimana saat ini lebih cepat diterimah dan diserap oleh generasi muda karena sifatnya yang modern.
PELESTARIAN #1
Cadio Tarompo
Pelukis menetap di Balikpapan






Minggu, 30 Oktober 2011

Cadio Tarompo. " SUPER PEACE CHILD'09 "

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kamis, 23 Juni 2011

Cadio Tarompo SAVE PALESTINE "SUPER DOG" 2010

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.
Cadio Tarompo.

Selamatkan Palestina;
Imajinasi kekerasan di Palestina oleh kaum Zionis (Save Palestine; Imagination violence in Palestine by the Zionists)

Super Dog, 170 x 120 cm, Oil on Canvas

Ariyadi / Cadio Tarompo "KEY" 2011, Pelukis Balikpapan Kaltim


Di pamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta pada perhelatan "ART MOTORING I" 2011


Ariyadi / Cadio Tarompo "MOSAIK NEGERIKU" 2011, Pelukis Balikpapan Kaltim


Salahsatu Finalis Buana Painting Of The Year 2011


Finalis Profesional:

09. Achmad Suudhi (Yogyakarta)
10. Ahmad Sobirin (Yogyakarta)
11. Andreas Budiyanto (Yogyakarta)
12. Angga Sukma Permana (Yogyakarta),
13. Aryadi/Cadio Tarompo (Balikpapan, Kaltim)
14. AT Sitompul (Yogyakarta)
15. Catur Bina Prasetyo (Yogyakarta)
16. Deskhairi (Padang)
17. Desrat Fianda (Yogyakarta)
18. Dhanupudji Sampurno (Surabaya)
19. Edi Sunaryo (Yogyakarta)
20. Eko Supa (Purwodadi, Grobogan)
21. Erianto (Padang)
22. Fazar RA Wibisono (Bandung)
23. Gatot Indrajati (Yogyakarta)
24. Himawan Dwi Prasetyo (Yogyakarta)
25. Wahyu Gunawan (Yogyakarta)
26. I Ketut Sadia (Bali)
27. I Ketut Sudila (Bali)
28. I Made Arya Dwita Dedok (Magelang)
29. Imam Santoso (Yogyakarta)
30. I Wayan Diana (Bali)
31. I Wayan Jumu (Bali)
32. I Wayan Kun Adnyana (Bali)
33. I Wayan Upadana (Bali)
34. I Wayan Wirawan (Bali)
35. Klowor Waldiyono (Yogyakarta)
36. Laura Valencia (Bandung)
37. Lim Hui Yung (Jakarta)
38. Lugiono (Jakarta)
39. M. Adi Dwi Iskaryanto (Yogyakarta)
40. M. Aidi Yupri (Yogyakarta)
41. Mansyur Mas’ud (Bangka-Belitung)
42. Muhamad Zukri (Batu, Malang)
43. Mulyo Gunarso (Yogyakarta)
44. Najzil Layin (Surabaya)
45. Noerdhami (Semarang)
46. Oky Roy Montha Bukit (Yogyakarta)
47. Pariyanto (Yogyakarta)
48. Putu Wirantawan (Yogyakarta)
49. Riduan (Yogyakarta)
50. Robby L (Jakarta)
51. Ruswanto (Yogyakarta)
52. Sulistya Hadi JA (Yogyakarta)
53. Yarno (Yogyakarta)
54. Zulfian Hariyadi (Solo)
 



Seni adalah bagian dari suatu negeri yang di butuhkan oleh setiap manusia agar dapat memberi warna dalam hidupnya. Melalui seni kita dapat mengekspesikan diri, menumpahkan rasa dan gelora jiwa serta dapat di jadikan sarana penuangan ide dan kreasi kita.Tidak hanya kita yang dewasa, tapi anak-anak juga sejak dini perlu diperkenalkan dengan berbagai seni khususnya yang bersifat Tradisional yang benar-benar Kesenian Indonesia dimana sekarang terpinggirkan oleh meluasnya pertunjukan dan publikasi seni yang bersifat Modern.Begitu banyak seni tradisional yang ada di negeri kita, ini merupakan salahsatu kekayaan Budaya yang perlu dilestarikan dengan cara mengajak anak-anak kita untuk mengetahui serta mempelajari seni-seni tradisi agar kelak mereka bangga dengan seni negerinya sendiri dalam bingkai “Mosaik Negeriku”