Minggu, 07 Februari 2021

Pelukis Kaltim ( Balikpapan ) karya Cadio Tarompo

Karya Cadio Tarompo (Ariyadi) Pelukis Kaltim Balikpapan 

PAMERAN SENI RUPA “MEMBACA WAJAH INDONESIA

7– 13 Oktober 2019

di Istora Senayan, Jakarta 

Judul Karya                :    Generasi 70 #Perang-perangan

Medium/ teknik          :    Akrilik dan spidol di kanvas

Ukuran (t x p)             :    100 x 130 cm

Tahun                          :    2019

Deskripsi karya           : Ketika masa kanak-kanak kami sering bermain perang-perangan dengan membuat 2 regu yang masing-masing punya pemimpin atau komandan, yaitu regu Indonesia dan regu penjajah baik itu Belanda maupun Jepang. Teman-teman yang bergabung pada regu Indonesia biasanya jika bertemu berteriak dan sahut-sahutan “MERDEKA” sambil mengepal tangan dengan senyum sumringah.

Jiwa Patriot dan Nasionalis pada saat itu cukup tinggi karena kita sering disuguhi kisah-kisah perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah. Berbeda dengan anak-anak sekarang lebih banyak bermain di dunia maya dan main perang-perangan dengan menjadi tokoh atau pejuang antah berantah.   Hal ini bisa jadi nantinya melunturkan jiwa Nasionalisme pada diri mereka apalagi pada kondisi sekarang membingungkan yang mana kawan yang mana lawan, samar dan nyamar.


hasil lukisan Cadio Tarompo dilihat dengan Kamera Mode Negatif


cara melihat Lukisan Cadio Tarompo "Generasi 70 #Perang Perangan

 

Cadio Tarompo (Ariyadi) Pelukis Balikpapan Kaltim

Samarinda—Disela-sela pekerjaannya Walikota Samarinda H. Syaharie Ja’ang menyempatkan menghadiri bersama beberapa OPD nya pada Pameran Besar Seni 100 Rupa dengan tema Kayu Baimbai yang di gelar di bigmall, foto didepan Karya Cadio Tarompo (Ariyadi) salahsatu Pelukis Kaltim Senin(23/9).

Karya Cadio Tarompo (Ariyadi) Pelukis Balikpapan / Kaltim 

Judul Karya                :    Nyumpit

Medium/ teknik      :    Akrilik di kanvas

Ukuran (t x p)             :    80 x 100 cm

Tahun                          :    2018

Selain Mandau,  Sumpit juga merupakan senjata khas suku Dayak. Selain digunakan untuk berperang tapi lebih banyak dimanfaatkan untuk berburu. Dan diera modern  ini “menyumpit” telah menjadi Olahraga Tradisional yang sering dilombakan.

Walaupun suku Dayak gemar berburu satwa-satwa liar, tapi mereka sangat mengeramatkan Burung Enggang sehingga jenis burung ini tabu untuk diburu. Adapun beberapa assesoris Suku Dayak yang diambil dari bagian-bagian tubuh Enggang yang memang sudah mati.

Alasan bagi Suku Dayak menganggap Burung Enggang sebagai satwa keramat yaitu karena;  Burung ini hanya hinggap di tempat tinggi, tidak makan ditanah, setia dengan pasangannya, kepakan sayap yang besar dengan ekor yang panjang dan suara yang keras. Nah... makanya Burung Indah dengan paruh yang bertanduk ini diyakini sebagai simbol Kemuliaan dan Kebesaran.

Burung Enggang atau Rangkong Gading kini menjadi hewan Langka yang di lindungi dan sangat pas jika Suku Dayak menjadikan Enggang sebagai Hewan yang Keramat hingga dapat terjaga dari kepunahan. 


 

Minggu, 25 Oktober 2015

Pelukis Balikpapan Kaltim Cadio Tarompo / Ariyadi,

Tren batu akik bagaikan virus dan tidak bisa dipungkiri lagi begitu cepatnya melanda masyarakat Indonesia, bukan hanya diperkotaan tapi juga dipedesaan. Demam Batu akik ini tidak pandang bulu mulai dari faktor usia, status, tingkat pendidikan maupun golongan ekonomi. Karna harganya juga sangat variatif sekali mulai yg puluhan ribu sampai harga yang sangat fantastik.

Terlepas dari alasan keindahan, kesehatan, anjuran maupun yang mengarah ke mitos/gaib, tidak dipungkiri  tren batu mulai ini pun bisa mengantarkan rasa Bangga, Gengsi dan Pamer bagi pemiliknya dikhalayak publik. Tapi yang namanya Trend pasti ada masanya seperti halnya dengan musim buah,.... (tebak-tebak) buah Manggis misalnya J
Cadio Tarompo / Ariyadi, V=Pirus Nusantara, 130x170cm, cat minyak di kanvas, 2015


Rabu, 04 September 2013

Cadio Tarompo "Super Paint"

Pelukis  Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ariyadi alias Cadio Tarompo, pelukis asal Balikpapan Kaltim masuk nominasi Indonesia Art Award 2010

Di bawah ini keterangan lengkap hasil penjurian tahap pertama Kompetisi Indonesia Art Award 2010:

I. DAFTAR NAMA NOMINEE/FINALIS
INDONESIA ART AWARD 2010 “CONTEMPORANEITY”

1. A. Priyanto “Omplong” (Yogyakarta)
2. Abdul Fatah (Yogyakarta)
3. Adytama Pranada Charda (Bandung)
4. Afdal (Yogyakarta)
5. Agung ”Tato” Suryanto (Surabaya)
6. Agus Putu Suyadnya (Yogyakarta)
7. Agus Triyanto BR (Yogyakarta)
8. Ahmed Zafli (Yogyakarta)
9. Ali Antoni (Yogyakarta)
10. Ali Rubin (Bandung)
11. Amrizal Sulaiman (Yogyakarta)
12. Andi Dewantoro (Bandung)
13. Andy Dwi Tjahyono (Bandung)
14. Angga Sukma Permana (Yogyakarta)
15. Arifin Yasonas (Depok)
16. Arisman Adhitama (Yogyakarta)
17. Ariyadi / Cadio Tarompo (Balikpapan)
18. Bagasworo Aryaningtyas (Jakarta)
19. Bagus Pandega (Jakarta)
20. Bestrizal Besta (Pekanbaru, Riau)
21. Reza Afisina (Jakarta)
22. Cecep Moch. Taufik (Bandung)
23. Cecep Rusyanto (Jakarta)
24. Cipto Purnomo (Magelang)
25. Dadi  Setiyadi (Yogyakarta)
26. Deni Junaedi (Yogyakarta)
27. Dha Noe (Surabaya)
28. Dodo Santo (Bandung)
29. Doni Fitri (Yogyakarta)
30. Edo Pop (Yogyakarta)
31. Edward Bonaparte (Bandung)
32. Edwin Roseno Kurniawan (Yogyakarta)
33. Eko Suparyanto (Grobogan)
34. Entang Wiharso (Yogyakarta)
35. Erwin Windu Pranata (Bandung)
36. Faisal Habibi (Bandung)
37. Hadi Marsono (Yogyakarta)
38. Hafiz (Jakarta)
39. Handy Hermansyah (Bandung)
40. Hasan (Solo)
41. Hedi Hariyanto (Yogyakarta)
42. Herlambang Bayu Aji (Solo)
43. Herman Widianto (Bekasi)
44. Hojatul Islam (Yogyakarta)
45. I Made Parma (Bali)
46. I Nyoman Agus Wijaya (Bali)
47. I Wayan Legianta (Yogyakarta)
48. I Wayan Suja (Bali)
49. Iqro’ Ahmad Ibrahim Laili S (Yogyakarta)
50. Irfan Winoto Dechan (Bandung)
51. Irwanto Lentho (Yogyakarta)
52. Iswanto Hartono (Jakarta)
53. Jenny Lee (Surabaya)
54. Jumartono (Lamongan)
55. Katirin (Yogyakarta)
56. Khusna Hardiyanto (Yogyakarta)
57. Lutse Lambert Daniel Morin (Yogyakarta)
58. Made W. Valasara (Yogyakarta)
59. Melodia (Yogyakarta)
60. MG. Pringgotono (Bekasi)
61. Monika Ary Kartika (Bandung)
62. Muhammad Yusuf Siregar (Yogyakarta)
63. Muji Harjo (Yogyakarta)
64. Mulato Suprayogi (Yogyakarta)
65. Nur Khamim (Wonosobo)
66. Nurdin Ichsan (Bandung)
67. Nurkholis (Yogyakarta)
68. Patriot Mukmin (Bandung)
69. Priyaris Munandar (Yogyakarta)
70. Putut Wahyu Widodo (Semarang)
71. Rinaldi (Yogyakarta)
72. Rocka Radipa (Yogyakarta)
73. Rudi Hendriatno (Yogyakarta)
74. Setyo Priyo Nugroho (Yogyakarta)
75. Sigit Wijaya (Jakarta)
76. Soegiono (Malang)
77. Syaiful A Rachman (Yogyakarta)
78. Syamsul Ma’arif (Yogyakarta)
79. Tandya R. Sampurna “Ije” (Cimahi)
80. Tatang Ramadhan Bouqie (Jakarta)
81. Taufan ST (Cianjur)
82. Taufik (Yogyakarta)
83. Taufiq Panji Wisesa (Bandung)
84. Teguh Wiyatno (Yogyakarta)
85. Tommy Tanggara (Yogyakarta)
86. Tommy Aditama Putra (Bandung)
87. Toni Antonius (Bandung)
88. Uday Mashudi (Tanggerang)
89. Wahyu Srikaryadi (Bandung)
90. Widi S Martodihardjo (Jakarta)
91. Wilman Syahnur (Yogyakarta)
92. Yon Indra (Yogyakarta)
93. Yuli Kodo (Yogyakarta)
94. Yurnalis (Yogyakarta)
95. Yuniarto (Yogyakarta)

II. Data Statistik Nominee Indonesia Art Award 2010

1. Bali 3 orang nominee
2. Balikpapan 1 orang nominee
3. Bandung 18 orang nominee
4. Bekasi 2 orang nominee
5. Cianjur 1 orang nominee
6. Cimahi 1 orang nominee
7. Depok Bogor 1 orang nominee
8. Grobogan 1 orang nominee
9. Jakarta 9 orang nominee
10. Lamongan 1 orang nominee
11. Magelang 1 orang nominee
12. Malang 1 orang nominee
13. Pekanbaru 1 orang nominee
14. Semarang 1 orang nominee
15. Solo 2 orang nominee
16. Surabaya 3 orang nominee
17. Tangerang 1 orang nominee
18. Wonosobo 1 orang nominee
19. Yogyakarta 46 orang nominee

III. Jumlah Nominee/finalis Indonesia Art Award 2010 adalah 95 karya/seniman yang berasal dari 18 kota di Indonesia.


IV. Jumlah Karya/seniman 
yang masuk ke panitia Indonesia Art Award 2010 sebanyak 1296 karya/seniman yang berasal dari SUMATRA (Aceh, Padang, Palembang, Bengkulu, Medan, Jambi, Riau, Lampung), JAWA BARAT (Cirebon, Garut, Bandung, Cimahi, Tasikmalaya, Garut), JAKARTA dan JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang), JAWA TENGAH (Tegal, Demak, Banyumas, Solo, Semarang, Magelang, Purwokerto, Purworejo, Wonosobo), YOGYAKARTA, JAWA TIMUR (Surabaya, Malang, Gresik, Lamongan, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Jombang, Sidoarjo, Mojokerto), BALI (Denpasar, Singaraja), KALIMANTAN (Balikpapan, Banjarmasin), SULAWESI (Makasar, Manado, Gorontalo).

 
Super Paint, 2010, Cat minyak dan akrilik diatas kanvas, 148 x 200cm


Apresiasi Masyarakat maupun Pemerintah Indonesia terhadap Seni Rupa begitu minim dibanding dengan  bidang Olahraga khususnya Sepakbola, baik itu dukungan Moril maupun Materil. Padahal saat ini wajah Persepakbolaan kita begitu muram. Jangankan di ajang Internasional, di tingkat Asia Tenggara saja susah merebut predikat yang terbaik. Tapi coba kita lihat Seni Rupa Indonesia yang tidak begitu “Heboh” namun mampu mengharumkan nama Indonesia di tingkat Asia dan juga Internasional.
Jadi saya berharap IAA inilah yang menjadi media promosi untuk mengangkat Harkat dan Martabat Seni Rupa Indonesia Kedepan. Agar nantinya dapat menyedot parhatian dari Masyarakat dan Pemerintah serta pihak Swasta, seperti perhatian  mereka  terhadap  Sepakbola.  Dan  ini  akan  menjadi  PR  kita  semua  ( kreator, apresiator, kurator, fasilisator dan mediator) untuk bekerja lebih optimal.


Jumat, 26 Juli 2013

Cadio Tarompo "Merangkai Sejarah" 2013

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.
Berbagai wahana digunakan KJRI HCMC untuk mempromosikan Indonesia dan meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan Vietnam. Mengingat Indonesia merupakan negara termaju di Asia Tenggara dalam seni lukis kontemporer maka diselenggarakan suatu pameran karya 21 perupa kontemporer Indonesia bertema Picturing Pictures.

Pameran karya seni Indonesia pertama di Vietnam tersebut diselenggarakan KJRI bekerjasama dengan Art XChange Gallery dan Museum of Fine Arts di HCMC berlangsung pada 18-29 Juni 2013.

Keseriusan pemilik Art XChange Gallery, Benny Oentoro diselenggarakan dengan menyertakan kurator seni Jim Supangkat. Pada konferensi pers yang diadakan Director of HCMC Museum of Fine Arts, Ms. Ma Thanh Cao, Jim dan Benny mendapat berbagai pertanyaan dari jurnalis Vietnam, antara lain mengenai lukisan kontemporer karya perupa Indonesia dan kemungkinan memamerkan karya perupa Vietnam oleh Art XChange Gallery.

Semula memang direncanakan pameran bersama perupa Vietnam, namun dengan berbagai pertimbangan, khususnya karena jumlah dan kualitas lukisan-lukisan perupa Indonesia, maka diputuskan memamerkan hasil karya para tamu itu saja. Pameran bersama akan segera direncanakan.

Dalam kata sambutan pembukaan 18 Juni 2013, Acting Konjen Dalton Sembiring menyatakan bahwa seniman Indonesia menghargai dan bangga akan budaya nasional, namun tetap membuka diri, mengadaptasi keunggulan budaya dan berbagai faktor yang mempengaruhi kebudayaan global, untuk memperkaya dan menghasilkan karya seni Indonesia yang terus berkembang.

Era informasi telah menghubungkan dan memfasilitasi proses interaksi antar berbagai budaya di belahan dunia, kondisi yang menjadi sumber inspirasi tak terbatas bagi para seniman untuk menggunakan talenta, imajinasi dan kreativitas, seperti yang dapat disaksikan dalam setiap lukisan yang dipamerkan.

Pembukaan Picturing Pictures dihadiri Deputi Direktur Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata HCMC, Mr. Le Ton Thanh, Konjen Thailand, Konsul Kehormatan Iceland dan Australia,  seniman serta masyarakat pecinta seni di HCMC.

Melengkapi unjuk budaya Indonesia tersebut, turut ditampilkan tari Ondel-ondel dan Sajojo, yang ditarikan oleh Friends of Indonesia, mahasiswa University of Social Sciencies and Humanities. Untuk lebih menghadirkan nuansa Indonesia tamu undangan disuguhi, kue pisang, risoles dan pastel, hasil kerjasama Dharma Wanita KJRI. 

Pameran dibuka resmi dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh Acting Konjen Dalton Sembiring, Deputi Direktur Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata HCMC, Director of Museum of Fine Arts HCMC, Benny Oentoro dan Chairman Association of Fine Arts, Uyen Huy.

Usai peresmian pembukaan pameran, Deputi Direktur Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata HCMC dan tamu undangan menyaksikan lukisan yang dipamerkan, salah satunya karya Agung Mangu Putra, lukisan dengan judul “Dia Menatapku”. Putra menggarap lukisan tersebut dengan menggunakan pisau pallete, sebagai alat pengganti kuas.

Proses melukis dengan kesulitan tinggi tersebut memfasilitasi keinginannya untuk berekspresi, yang mana untuk menyelesaikan lukisan yang dipamerkan di HCMC, dibutuhkan waktu 2 minggu.

Lukisan lain yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah “Merangkai Sejarah” karya Cadio Tarompo Perupa / Pelukis Balikpapan yang lahir di Bone, Sulsel ini memamerkan lukisan seorang anak lelaki memakai kaos berwarna dan motif bendera Vietnam sedang menyusun potongan ubin yang menampilkan wajah pahlawan Vietnam, Paman Ho (Ho Chi Minh). (Sumber: KJRI Ho Chi Minh City)
dikutip dari; 





Judul     :Merangkai Sejarah
Tahun   :2013
Ukuran : 102 x 148cm
Media   : Campur diatas  kanvas
Salahsatu kepribadian yang harus dimiliki anak-anak kita yaitu mengenal dan mencintai sejarah Kepahlawanan Bangsanya.  Karena suatu bangsa menjadi besar karena para Pahlawannya dan selanjutnya menjadi berkembang karena Generasinya. Maka untuk mewujudkan ini mesti ada benang merahnya dengan cara pembelajaran Sejarah Kepahlawanan selagi dini supaya mereka bisa memahami dan memaknai sejarah sebagai pedoman pada masa yang akan datang. Dan ini juga akan menumbuhkan jiwa Patriotisme pada anak-anak kita yang kelak menjadi penentu masa depan Negaranya,  tentunya yang menjadi harapan kita agar lebih baik dari pada saat sekarang ini.

Senin, 16 April 2012

Cadio Tarompo "PELESTERIAN #1" 2012

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.
PELESTERIAN #2







Salahsatu hal yang penting dalam pelestarian warisan Seni-Budaya lokal yaitu dengan pembinaan dan pengenalan kepada anak-anak kita sedini mungkin supaya kelak mereka memahami, mencintai serta menjaga kelestariannya agar tidak tersingkirkan oleh seni-budaya asing dimana saat ini lebih cepat diterimah dan diserap oleh generasi muda karena sifatnya yang modern.
PELESTARIAN #1
Cadio Tarompo
Pelukis menetap di Balikpapan






Minggu, 30 Oktober 2011

Cadio Tarompo. " SUPER PEACE CHILD'09 "

Berita Pelukis Balikpapan, Kalimantan Timur.